Skip to main content

Saya, Uang, dan Ikigai

First thing first, terima kasih kepada Pak Donald, Mba Felicia, dan Mas Abel karena tugas ini benar-benar membuat saya berfikir mau dibawa kemana hidup ini 🙂 setidaknya saya jadi membuat planning dan cari tau lebih dalam tentang diri sendiri, apalagi di umur-umur yang katanya di fase Quarter Life Crisis ini. Mungkin disini saya akan banyak bercerita. Oh iya, selamat datang di blog saya hihihi.

Setelah nonton video ikigai dari link youtube yang diberikan saat precourse, langsung saya berpikir : Ya, saya harus coba temukan ikigai versi saya. 

Saya ingin hari-hari saya bisa bahagia dengan melakukan apa yang saya suka, yang saya bisa dengan baik mengerjakannya, saya pun dibayar atas hobi saya tersebut dan bahkan bisa memberikannya lagi buat orang lain (dan dibayar untuk hal ini). Setidaknya hal yang bisa buat saya semangat buat bangun pagi, supaya bisa lebih termotivasi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.  Apa ya?

Hmm, mungkin I'm gonna say : Uang.

(foto di atas saya juga ada di postingan saya yang ini)

Ya, saya suka mengelola dan menghitung uang. Kalau ada orang tanya hobi saya apa, saya akan jawab yang pertama adalah hitung uang. Buat saya hitung uang udah jadi hobi yang tertanam di dalam diri ini *CIEEE. Dari dulu saya tidak punya cita-cita yang spesifik karena saya banyak maunya. Cita-cita saya selalu ganti-ganti : ingin jadi pramugari, intel (ini gara-gara kebanyakan nonton 007 😂), diplomat, supermodel, fashion designer, presiden, sampai yang terahir ingin jadi istri Sultan Brunei. Tapi ada yang dari dulu saya cita-citakan: dapat uang dan punya kerjaan professional dari hobi dan yang dari dulu saya suka : Hitung uang.

Awal mulanya saya suka berhitung uang karena mungkin dibiasakan dari kecil oleh orang tua dikasih uang jajan pas-pasan. Keluarga saya bukan yang kaya tapi ga kekurangan juga sih hamdalah. Tapi memang didikan ibu saya saja yang sedikit keras soal uang wkwk. Kalau mau beli-beli sesuatu harus pakai uang sendiri. Sedangkan saya hanya dikasih seribu sehari (jaman SD). Lah saya kan banyak maunya, dari situ saya jadi berpikir keras bagaimana biar bisa tetep jajan enak tanpa minta orang tua. MANA CUKUP SEREBU CUY

Orang tua sudah membuatkan saya tabungan di bank beserta ATM nya sejak kelas 1 SD dan juga sudah mulai kasih saya uang jajan per minggu, mulai kelas 3SD. Nominalnya cuman Rp25.000, bagaimanapun harus cukup selama seminggu dan tidak boleh minta lagi. Mau tidak mau saya atur uang tersebut supaya cukup seminggu, bisa jajan enak, dan masih bisa nabung.

Seiring berjalan waktu, insting mengatur uang saya menguat mungkin karena terbiasa. Waktu sekolah, saya sering diminta mengaturkan keuangan teman-teman saya, contoh kasusnya ketika seorang teman ingin membeli HP baru dengan uang jajan yang dia punya. Harus berapa dia nabung sehari supaya HP tersebut bisa dia beli dalam kurun waktu tertentu. Itu kasus yang sering saya “tangani” waktu sekolah. Saya juga pernah dipercaya jadi bank nya teman-teman saya di kelas. Baru ketika SMA saya menyadari bahwa saya suka menghitung, mengelola, mengatur, dan menyimpan keuangan. Saya pun selalu ditunjuk jadi bendahara (di kelas, ekskul, maupun kepanitiaan). Saya anggap ini skill karena ternyata tidak semua orang bisa dan suka, apalagi untuk ‘pegang uang orang’. Ahirnya, dengan mantap saya pilih jurusan IPS saat SMA karena saya ingin masuk jurusan akuntansi nantinya.

Ketika kuliah di akuntansi saya dipercaya jadi manager treasury di hima kami. Saya juga pernah dapat penghargaan sebagai salah satu treasury terbaik di acara terbesar prodi. Jujur sih saya merasa dihargai atas kemampuan yang saya punya ini. Selesai kuliah, ketika teman-teman saya memilih bekerja jadi auditor di KAP BIG 4, saya lebih memilih bekerja sebagai seorang finance cash management di perusahaan, dengan job description yang saya banget : mengelola uang perusahaan dan juga pegang uangnya, real depan mata. Suatu hari saya berkesempatan pegang uang cash 1M, senang sekali ketika cash count. Ahiya, saya juga dapat penghargaan sebagai the best finance employee dari tempat saya bekerja ini. Kebanggaan bagi saya yang karyawan entry level.

Saya dan teman-teman saat menjadi bendahara komunitas

Dengan ilmu dan skill yang saya punya, saya juga pernah sharing ilmu dengan menjadi pemateri mengenai pengelolaan keuangan organisasi pada adik-adik kelas OSIS di SMA saya dahulu. Waw ga nyangka=)). Sekarang saya juga punya pekerjaan sampingan, jadi guru les, private tutor untuk mahasiswa (kadang ada juga mahasiswa S2) dan murid SMA, mengajarkan mata kuliah akuntansi dasar. Bayarannya? Oh jelas lumayan, kalau dihitung, 2x lebih besar daripada gaji utama saya bekerja kantoran. Hahaha.

Secara passion, profession, vocation, dan mission mungkin sudah terpenuhi. Lalu apakah dengan begitu saya sudah mencapai dan menemukan ikigai saya?

Belum. Memang, saya rasa saya sudah menemukan passion, apa yang saya suka dan apa yang saya rasa saya punya skill di  bidang hal tersebut. Saya suka mengelola uang, baik uang orang maupun uang sendiri. Profession, ya saya sudah mendapatkan uang dari hal yang saya suka dan apa yang menjadi passion saya. Vocation, saya rasa dengan meskipun hanya jadi guru les berarti saya dibutuhkan dan hal ini juga yang menjadi Mission karena saya bisa mengajarkan apa yang saya suka.

Tentu, saya masih harus menemukan ikigai saya, untungnya saya tau apa yang saya mau. Saya masih ingin menjadi expertise di bidang treasury finance. Setelah mampu mengurus uang sendiri, uang orang, uang perusahaan, saya masih bercita-cita untuk bisa mengurus uang negara. Meskipun tidak jarang saya menjadi emosional karena pekerjaan ini tapi selalu ada kesenangan dan kepuasan tersendiri ketika uang ataupun angka yang ada di hadapan saya itu balance dan meskipun bukan uang sendiri, saya senang saja melihat uang ratusan bahkan milyaran yang saya hitung setiap harinya. 

Realistis, setelah menyelesaikan studi S2 ini, saya ingin melanjutkan bekerja menjadi treasury dengan tujuan agar saya bisa mendapatkan jam terbang yang lebih dan dapat certified treasury. Tujuan saya mungkin sebatas menjadi CFO bukan CEO, tidak masalah buat saya, tapi saya bisa dengan senang, ikhlas, dan tulus melakukan pekerjaannya. Juga dengan gelar dan ilmu yang saya punya nantinya, tentu akan memperluas kesempatan saya untuk dapat mengajarkan kembali ilmu 'keuangan ini.' Karena itu, saya harap saya bisa mendapatkan keempat aspek ikigai melalui hobi dan kecintaan saya : uang. 

Sekian mengenai ikigai saya, sedikit curhat ya 😁 saya harap melalui ini, saya dapat juga memberikan pencerahan untuk readers lain atau mungkin yang sama-sama sedang menghadapi "Quarter Life Crisis" dan bisa menemukan ikigai versi masing-masing.

“Be led by your curiosity, and keep busy by doing things that fill you with meaning and happiness.”
― 
Hector Garcia Puigcerver





Comments

Popular posts from this blog

Jerawatan Story: Sampe sembuh dan Gak Pake lagi Obat Dokter

Guyss ku mau bercerita dan berbagi penglaman soal JERAWAT HAHAHA (beruntusan juga). Anyway ini bakal panjang bangeettt. Aku bakal bagi jadi beberapa section kaya jurnal WKWK. Tapi semoga gabosen ya HAHA.  Introduction: 2017 Oke, jadi, aku pas tahun 2017 sampe pertengahan 2018 itu bener-bener penyakitan dah muka. Sebelumnya w gapernah sama sekali jerawatan meskipun sebelumnya ku perawatan muka dsb itu jarang banget geys bahkan cuci muka aja ogah-ogahan gitu (Sehari paling sekali bahkan dua hari sekali WKWK), gapernah tuh skincare macem-macem. Pokonya cuek banget dah masalah muka tapi bener-bener gapernah ada masalah sama sekali, karena emang sih kulit muka aku cenderung kering. Tapi setelah negara api menyerang, ia menghilang....WKWK Setelah umur si aku ini menginjak 19-20 tahun (yak tepatnya 2017 kemarin) gatau kenapa tiba-tiba jerawat bermunculan.   Enam bulan pertama di dagu. Asalnya cuma satu loh, terus gatau kenapa makin banyak. Tiba-tiba muncul lagi di dahi, an

Kursus Cake Making di Bogasari Baking Center Bandung

Hai guyss. Waw sudah lama aku tidak posting yah. Jadii kali ini ku mau berbagi pengalaman aja gengss. Kurang lebih sebulan yang lalu deh si aku selesai ikutan pelatihan (kalau akusih bilangnya les ya) di Bogasari Baking Center Karapitan karena w di Bandung dan alhamdulillah cabang Karapitan yang paling deket dari tempat bernaung. Fyi, di Bandung setau w nih ada dua cabang di Bandung: Jl. Karapitan sm Jl. Mahkota, tapi gatau ya mungkin ada dimana lagi. brownies dan pound cake. Brownies nya enak banget banget banget Program yang aku ikutin adalah Cake Making. Kalau di brosurnya ada beberapa major program: cake making, noodle making, pastry, bread making, dan cookies. Tapi ada juga program pelatihan lain kaya cake decoration, dimsum, jajanan, dsb pokonya yang tatariguan. Nah Kenapa urang pilih cake making? Karena temen urang juga ikutannya itu dulu EHEHE. Terus mungkin itu paling gampang kali ya buat pemula (?). TAPI NANTI AKU MAU IKUT YANG NOODLE MAKING, im so so so excite

Les Model Hijab di Bandung | PENGALAMAN

Hai guys. Dari les-les yang udah aku ikutin, kali ini aku mau sharing aja pengalaman aku ikut les model. Sebenernya ikutnya udah di tahun 2017 kemarin, tapi it's okay it's never been late to share hehe. INI AKU LOOH =)) Sedikit curhat, dulu sekitaran pas SMP - SMA, somehow aku pengen banget jadi model! HAHAH ngakak sih dan sedikit geli juga kalau inget2. Gara2 dulu suka langganan majalah Gadis dan ada kontes Gadis Sampul kan ditambah alhamdulillah kata orang aku punya postur tubuh yang cukup tinggi (tapi aku rasa belum terlalu memenuhi buat jadi model, tinggi aku sekitaran 168cm kalau model setau kau 170cm keatas) nah jadi deh pengen banget jadi model tuh. Terus tertarik bangetdeh dulu tuh sama dunia fashion (gara-gara ASNTM juga). Tapi gapernah kesampean tuh ikutan Gadis Sampul, bahkan sekedar daftar aja ngga. Faktor dukungan keluarga sih, agak-kurang-mendukung, gatau y kenapa wkwk. Seiring berjalan waktu, keinginan buat ikut model-modelan semakin berkurang, kh